Jumat, 14 Oktober 2011

Tumis Jamur

Tumis Jamur
Teringat waktu kecil dulu. Waktu itu kelas satu SD, kalau tidak salah ingat. Waktu itu musim kemarau, sawah-sawah mengering dan menjadi lahan bermain bagi kami. Hampir tiap hari, kami menyusuri pematang sawah, mencari jamur. Jamur merang, kami cari di tumpukan jerami yang lapuk. Biasanya kami pergi berkelompok yang teridiri dari 3-5 anak.
Hingga disuatu hari, kami mendapatkan satu katong plastik jamur. Kami memutuskan untuk pulang ke salah satu rumah di antara kami. Sesampainya, kami disambut oleh ibu dan menyapa, 

"Pada kan ngendi ya, rame-rame?(Dari mana, kok rame-rame?)", 

Salah seorang dari kami menjawab, "Niki Bu, pados jamur...(Ini lho Bu, baru cari jamur)", sambil menunjukkan kantong plastik penuh jamur.


"Wah, kene-kene tak oseng-osenge...(Sini, Ibu buat tumis)", sahut Ibu tersebut.

Segera diserahkannya jamur itu.
Sambil menunggu jamur itu ditumis, kami pun bermain-main di sekitar rumah. Dan permainan yang asyik ketika kemarau adalah bermain gundu. Dan kebetulan aku jago. (sedikit narsis, ha..ha..)

Dari teras rumah terdengar Ibu memanggil," Nang, kie maem disit, oseng jamure wis dadi...(Anak-anak, ini makan dulu, tumis jamurnya sudah jadi..)".

Kami pun segera bergegas menuju sumber suara itu. Dan di teras rumah, sudah tersaji nasi liwet hangat dan sepiring tumis jamur. Bau nya, hem... masih terasa sampai sekarang... sedaaaap.

Segera kami duduk mengelilingi nasi liwet dan tumis jamur. Ada kobokan, tempat cuci tangan. satu per satu kami mengambil piring, nasi dan tumis jamur dengan mencuci tangan dulu di dalam kobokan. Karena saking nafsunya, kalau tidak salah, sampai lupa berdoa.
Aku pun menikmatinya, jamurnya sudah tidak berbentuk karena sudah diiris tipis-tipis. Itu adalah pertama kali makan jamur, ternyata enak dan gurih. Kalau digigit kenyal seperti daging. Pokoknya hemmm.....
Sejak saat itu, sampai kuliah tidak lagi ku menemui tumis jamur. Sebenarnya ada kerinduan pada jamur, tapi tidak bisa dipaksakan. Karena di tempat kami, jamur adalah barang langka, hanya ada di musim kemarau. Tidak mudah menjumpai penjual sayur yang menjualnya karena tidak ada yang membudidayakan saat itu.
Hingga saat nya kuliah, ku temui tumis jamur lagi. Wah, pokok nya ada kebahagiaan yang "sesuatu banget", ha..ha.... Namun, sedikit kecewa karena rasa nya belum matching dengan apa yang ku banyangkan. Dengan kata-kata yang sederhana, tumisnya "kurang bumbu". Tapi, tak apalah.
Dan hingga saat ini, saat kuliah lagi. Kutemui jamur, ternyata banyak jenisnya ada jamur berkanopi lebar, sedang, dan ada yang seperti mie. Di sini, di negara yang jauh dari tempat kelahiranku, dimana tidak ada warteg, kucoba untuk membeli dengan niat menumisnya.

Mari bereksperimen...
1. Iris-iris bawang bombai, setipis mungkin agar zat yang membuat sedap bisa keluar dengan maksimal.
2. Siapkan wajan dan minyak sayur 2 sendok teh dan panaskan
3. Jika sudah mendidih/panas, masukkan bawang bombai dan garam secukupnya
4. Tunggu beberapa saat hingga harum.
5. Masukkan jamur, aduk supaya merata dengan bawang bombai.
6. Tunggu beberapa saat, hingga jamur terlihat layu.
7. Matikan kompor, dan sajikan.

Selamat menikmati...

2 komentar: