Senin, 07 Oktober 2013

Agar Cinta Tetap Langgeng

Seorang teman dari Jeddah bercerita,"Ketika saya baru menikah datanglah sahabat saya ke rumah. Saya minta kepada istri untuk membuat kopi Arab dan menyiapkan korma dan makanan ringan lainnya. Istri mengetuk dari balik tabir sebagai pertanda termos kopi beserta korma sudah siap untuk dihidangkan. Ketika kami mulai meminum kopi, rasanya aneh sekali ?! Ia memang sama sekali belum bisa membuat kopi yang enak dan belum bisa memasak.

Sahabat saya mengatakan bahwa kita berdua harus menghabiskan kopi satu termos, untuk menjaga perasaan istri dan memotivasinya agar lebih semangat membuat kopi yang enak. Ketika tamu pulang, istri merapikan jamuan maka ia dapati termos dalam keadaan kosong. Ia gembira sekali dan menyangka kopi buatannya lezat dan nikmat sehingga timbul percaya diri".

Masih ia bercerita, "Saat makan, ternyata masakan istri sangat asin. Istri saya sendiri yang memasak hanya mampu makan satu atau dua suap saja. Saya teringat dengan pesan sahabat maka saya santap makanan yang dihidangkan dengan lahap tanpa tersisa. Saya bermaksud menggembirakan hati istri dan menumbuhkan rasa percaya dirinya. Alhamdulillah sekarang istri saya paling pandai memasak diantara keluarganya dan di keluarga kami".

Dalam berumah tangga perlu kesabaran ekstra dan masing-masing hendaklah memberikan yang terbaik untuk pasangannya. Semoga kisah ini bermanfaat untuk pengantin baru dan untuk calon  pengantin, termasuk untuk kita semua yang sudah lama menikah.

Ada beberapa pesan yang ingin saya sampaikan kepada para suami dan segenap isteri. Besar harapan saya agar cinta mereka tetap langgeng, kasih sayang mereka tetap terpatri.

Takwa kepada Allah merupakan landasan untuk mewujudkan rumah tangga yang harmonis penuh cinta dan kasih sayang. Jika terjadi perselisihan dalam rumah tangga, sebelum menyalahkan pasangan kita hendaklah kita introspeksi dan mengevaluasi diri. Bisa jadi sikap tidak terpuji dari pasangan kita merupakan teguran dari Allah atas dosa-dosa kita. Kita sebagai manusia yang lemah tidak luput bahkan penuh dengan dosa. Merupakan kasih sayang Allah kepada hambaNya, Allah tegur kita dengan musibah dan konflik dalam rumah tangga. Sebelum kita berusaha memperbaiki kesalahan pasangan kita hendaknya kita banyak beristighfar dan mengoreksi apa gerangan dosa-dosa yang masih kita lakukan? Bagaimana tauhid kita kepada Allah? Bagaimana ibadah kita? Bagaimana muamalah kita? Perbaikilah hubungan anda dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki hubungan anda dengan manusia.

Ya Allah, aku memohon kepadaMu hidayah, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan. Ya Allah, berilah kepada jiwaku ketakwaannya, sucikanlah jiwaku, Engkau sebaik-baik yang mensucikan jiwa, Engkau adalah pelindung dan pemilik jiwa.

Untuk suami, setelah menikah hendaknya bertambah baktinya kepada ibu bapak lebih-lebih kepada ibu. Ingatlah akan besarnya pengorbanan ibu saat anda menyaksikan proses istri anda melahirkan. Kemudian saat istri anda merawat bayinya, anda akan bertambah sayang kepada ibu yang telah mengandung, melahirkan dan merawat anda.

Empati kepada isteri sangat penting. Suami berusaha merasakan apa yang dirasakan istri. Sedih saat istri anda sedih. Anda berusaha mengubah kesedihannya menjadi kegembiraan. Gembira saat istri anda gembira.  Perempuan (istri) membutuhkan suami yang mau mendengarkan keluhannya dan empati kepadanya meskipun suami belum bisa memberikan solusi kepadanya. Bahkan terkadang jika suami memberikan solusi yang praktis kepada istri tanpa ia menunjukkan empatinya maka istri bukannya senang dengan solusi dari suami tapi malah membuatnya kesal dan bisa menimbulkan salah paham.


 Suami selalu menjaga perasaan istrinya dan tidak menyakitinya dengan ucapan atau perbuatan.

Suami tidak menceritakan aib istrinya kepada ibu dan anggota keluarga suami bahkan kepada siapapun.
Suami tidak menuturkan aib keluarga istri seperti aib bapak atau ibu mertua suami kepada istrinya. Hal itu sangat menyakitkannya.

Berilah kesempatan kepada istri untuk sering berjumpa dengan keluarganya khususnya saat awal pernikahan. Di awal pernikahan istri masih merasa asing dengan suami dan keluarganya. Istri juga baru pertama kali berpisah dengan keluarganya yang sangat ia cintai.

Untuk meredam konflik ada baiknya menunda waktu dan tidak membantah pasangan kita. Misal anak kita yang masih balita sakit. Istri meminta suami membawa anak ke dokter. Menurut suami tidak mesti dibawa ke dokter sekarang. Sudah lumrah anak balita sakit. Sebaiknya suami tidak membantah istrinya dengan tidak mau membawa anaknya ke dokter sekarang. Hal itu akan membuat istri semakin panik dan gelisah. Bahkan bisa menimbulkan perdebatan dan ketegangan. Suami bisa menjawabnya dengan menunda waktu dengan mengatakan insya Allah nanti sore kalau tidak ada halangan anak kita akan dibawa ke dokter. Subhanallah, siangnya panas di badan anak menurun dan anak tersebut sembuh dengan izin Allah. Si istri senang dan mengatakan kepada suaminya tidak perlu lagi membawanya ke dokter. Dan masih banyak lagi contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang membuktikan mengulur waktu merupakan cara yang tepat untuk meredam konflik. Bahkan dengan berjalannya waktu masalah terselesaikan tanpa harus terjadi ketegangan atau perselisihan antara suami istri.

Untuk isteri, patuh dan taatlah kepada suami dalam kebaikan. Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam maksiat kepada Al Khaliq. Janganlah mengatur atau menyetir suami. Berilah nasehat kepada suami tanpa menggurui. Ketika menginginkan sesuatu dari suami sampaikan dengan ungkapan yang merendah seperti bertanya dan meminta pendapatnya. Suami membutuhkan penghargaan dari istrinya.

Dukunglah suami anda untuk mencari karunia dan rezeki Allah yang halal dan baik. Semoga Allah mengaruniai keberkahan dalam rumah tangga kita. Rezeki tidak hanya terbatas pada harta dan makanan. Syaikh Shalih bin Awad Al Maghamisi -hafidzahullah-, Imam Masjid Quba di Madinah berkata, " "Rezeki tidak terbatas pada uang atau makanan saja. Rezeki Allah amat luas. Teman-teman yang baik dan ketenangan hati merupakan rezeki. Tidur nyenyak dan tinggal di rumah yang melindungimu dari meminta-minta merupakan rezeki. Pemandangan yang indah dan aroma parfum yang mengundang semangat adalah rezeki. Istri dan anak-anak yang mencintaimu merupakan rezeki. Orang-orang disekitarmu yang sabar dengan segala kekuranganmu merupakan rezeki. Kata-kata indah yang anda baca, kelembutan ibu dan ayah, anda menangis dipundak orang yang anda cintai, majelis yang menghilangkan beban pikiran, orang-orang sekitarmu yang menghormatimu, senyuman anak kecil, hadiah dari sahabat, kemandirian itu semua merupakan rezeki. Semua yang kita miliki adalah rezeki dari Allah. Ya Allah berilah rezeki untuk kami berupa ridha-Mu ya Allah, Engkau sebaik-baik Pemberi Rezeki. Puji dan syukur hanyalah milik Allah".

(Dari Buku "Rumahku Surgaku" oleh: Fariq Gasim Anuz. Penerbit: Daun Publishing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar