Kamis, 08 Maret 2012

Memperhatikan Mimpi

Aneh, tapi nyata. Mungkin kata-kata itulah yang cukup sederhana untuk merangkum cerita yang akan penulis sampaikan.
Saat ini, sudah lebih dari  tujuh teman penulis semasa kuliah, telah menikah. Dan tiga dari mereka, pernah hadir dalam mimpi dengan rata-rata satu minggu sebelum kabar bahagia itu muncul. Untuk mimpi yang pertama, penulis tidak begitu ingat. Namun pesan, yang tekandung dalam mimpi itu, ia menikah. Dan selang satu minggu kemudian, tersebarlah undangan. Yang kedua, dia seorang perempuan, oya yang pertama itu laki-laki. Dalam mimpi kedua ini, dia datang dan berkata kepada penulis, bahwa dia akan menikah. Untuk mimpi yang kedua ini, penulis  sampaikan ke salah satu teman dekat nya. Dan dia hanya senyum-senyum... Dia pun malah balik nanya, dapat dari mana kabar itu?. Maka penulis jawab, dari mimpi.
Selang kurang lebih dua minggu, maka kabar bahagia itu pun muncul. Undangan dengan nama perempuan itu,  tertulis dalam milist.
Dan yang ketiga, penulis seolah-olah membuka sebuah pintu ruangan besar di dalam mimpi itu. Penulis mendapati dua orang laki-laki dan perempuan. Kebetulan mereka berdua, penulis kenal dan kami berteman baik. Karena penasaran, penulis tanyakan ke pihak perempuannya dalam dunia nyata. Dan, Subhanallah, memang mereka berdua sedang dalam proses. Alhamdulillah, mereka pun sampai ke pelaminan, bahkan saat tulisan ini dibuat, mereka sudah akan diberi momongan. Turut berbahagia.
Namun, yang mendorong tulisan ini dibuat bukanlah tiga kisah mimpi tadi. Beberapa hari yang lalu, penulis bermimpi tiga orang, seorang perempuan dan dua orang laki-laki. Jika dua laki-laki itu X dan Y, sedang perempuan nya Z. Dalam mimpi itu, X sangat mengharapkan Z begitu besar. Dan Z pun tahu hal itu karena X pernah mengutarakannya. Dalam penantian yang tak tentu batas itu, terdengar kabar bahwa Z dan Y akan segera melangsungkan pernikahan. Kesedihan pun menghinggapi X, namun dengan segala kebesaran hatinya ia pun datang dan menyalami mereka berdua, senyum simpul pun tetap mengembang di bibirnya walau dengan kesedihan yang mendalam.
Dalam mimpi yang terakhir ini, penulis sebagai pihak yang serba tahu. Dan pula, mimpi itu begitu detil. Harapan terakhir penulis, semoga kebahagiaan menjadi nyata dan kesedihan cukuplah hanya dalam mimpi. Dan, apakah akan terwujud, kita lihat saja.